LAPORAN
PERTUMBUHAN BIJI KACANG
HIJAU
|
![]() |
|
SEKOLAH MENENGAH
ATAS NEGERI 2 PONTIANAK
Jl. R. E Martadinata
Telp (0561) 775124 Fax : (0561) 775124 Pontianak
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau”
dalam rangka pemenuhan tugas biologi dan upaya meningkatkan konsep materi
pembelajaran “Pertumbuhan dan
Perkembangan”.
Penulis menyadari sepenuhnya
bahwa dalam rangkaian penyusunan laporan ini, tidak akan terlaksana sesuai
dengan rencana apabila tidak didukung oleh berbagai pihak. Untuk itu pada
kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Agus sebagai Guru Bidang Studi yang telah
membimbing penulis.
2. Orang tua yang telah memberikan motivasi dan doa demi kesuksesan pengerjaan tugas.
3. Serta teman dan rekan yang telah mendukung
kelancaran proses praktikum.
Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca
khususnya pelajar dalam upaya meningkatkan
konsep materi pembelajaran khususnya tentang pertumbuhan dan perkembangan. Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan laporan ini.
Pontianak, Juli 2012
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR-------------------------------------------------------------------------
i
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------------
ii
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------------
1
1.1
LatarBelakang--------------------------------------------------------------------------
1
1.2 Tujuan Penulisan---------------------------------------------------------------------------
1
BAB II KAJIAN PUSTAKA--------------------------------------------------------------------------------------
2
2.1. Pertumbuhan Pada Tumbuhan---------------------------------------------------------
2
BAB III METODE PENULISAN----------------------------------------------------------
6
3.1. Metode Penulisan------------------------------------------------------------------------
6
3.2. Sumber Literatur dan
Observatif Data------------------------------------------------ 6
BAB IV PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN--------------------------------------
7
4.1. Pengamatan-------------------------------------------------------------------------------
7
4.2. Perbedaan Data--------------------------------------------------------------------------
9
4.3. Pembahasan Pertanyaan---------------------------------------------------------------
11
BAB V PENUTUP---------------------------------------------------------------------------
13
5.1. Kesimpulan-------------------------------------------------------------------------------
13
5.2. Saran--------------------------------------------------------------------------------------
13
LAMPIRAN----------------------------------------------------------------------------------
14
DAFTAR PUSTAKA----------------------------------------------------------------------
16
BAB
I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Pertumbuhan
diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel
secara irreversible, atau tidak dapat
kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah suatu peristiwa perubahan
biologis menuju kedewasaan tidak dapat
dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis)
dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas
kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.
Tumbuhan
yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan
makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Awal
perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah
berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak
sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji
suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses Imbibisi.
Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada
biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan
memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio
yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim – enzim akan
mulai mencerna bahan – bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan
nutrien–nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.
Biji dapat
berkecambah karena didalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio
atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/ calon akar
(radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).
1.2.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan laporan tersebut adalah sebagai berikut:
·
Untuk membandingkan pertumbuhan biji kacang hijau di
dua tempat yang berbeda (tempat terang dan tempat gelap).
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Pertumbuhan Pada
Tumbuhan
Pertumbuhan
pada tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:
1. Pertumbuhan
primer
Pertumbuhan primer adalah
pertambahan panjang batang dan akar yang merupakan aktivitas sel-sel meristem
pada titik tumbuh batang dan akar.
2. Pertumbuhan
sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan diameter
batang yang merupakan aktifitas sel-sel meristem yang terdapat pada kambium.
Pertumbuhan
pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa 2 faktor yaitu:
1. Faktor Internal
·
Faktor Genetis
Proses perkecambahan diawali dengan proses penyerapan air
(imbibisi) yang berfungsi melarutkan cadangan makanan (endosperma) dan juga
menginduksi aktivitas enzim hidrolik. Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan
oleh gen-gen yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut.
·
Faktor Fisiologis
Dalam faktor fisiologis, proses yang terjadi merupakan proses
fungsional pada tingkat seluler yang melibatkan hormon dan vitamin. Berikut
adalah hormon yang berpengaruh:
Ø Auksin
Auksin berperan dalam
pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada
bagian kleoptil (titik tumbuh). Jika terkena cahaya, hormon tersebut akan
menjadi tidak aktif dan kondisi fisiologis ini akan menyebabkan bagian yang
tidak terkena cahaya matahari akannn tumbuh lebih cepat.
Ø Giberelin
Giberelin merupakan hormon
yang bekerja sinergis dengan auksin dan berpengaruh terhadap perkembangan dan
perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukkan enzimm amilase
yang memecah amilum pada endosprem menjadi glukosa sebagai sumber energi.
Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, maka tumbuhan akan tumbuh
normal kembali.
Ø Etilen
Etilen berperan dalam proses
pematangan buah dan perontokan daun. Apabila konsentrasi etilen lebih tinggi
dari auksin dan giberelin maka proses batang akar dan bunga akan dihambat oleh
hormon ini. Namun bilabersa-sama dengan hormon auksin, etilen merangsang proses
pembentukan bunga. Senyawa etilen ditemukan dalam fase gas, sehingga gas etilen sering dimanfaatkan pedagang buah
untuk mempercepat proses peram buah.
Ø Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang
berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Hormon ini pertaman kali ditemukan
pada tanaman bakau yang disebut kinetin dan terdapat juga pada jagung (zeatin).
Ø ABA (Asam
Absisat)
ABA merupakan senyawa
inhibitor yang bekerja antagonis dengan auksin dan giberelin. Asam Absisat
nerperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.
Ø Kalin
Kalin merupakan hormon yang
berperan dalam proses organogensis. Rizokalin
:mempengaruhi pertumbuhan akar. Kaulokalin
: mempengaruhi pembentukan batang. Filokalin
: mempengaruhi pembentukan daun. Antokalin
: mempengaruhi pembentukkan bunga.
Ø Asam Traumalin
Asam traumalin berperan
dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.
Ø Vitamin
Vitamin juga mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan. Vitamin
berperan dalam proses pembentukkan hormon dan berfungsi sebagai koenzim
(komponen non-protein yang mengaktifkan enzim).
2. Faktor
Eksternal
Faktor eksternal adalan faktor
lingkungan yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Berikut faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi:
Ø Temperatur
Temperatur
akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi pada tumbuhan.
Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan. Selain
itu, temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja
pada proses metabolisme. Temperatur untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap
jenis tumbuhan berbeda-beda. Sebenarnya, temperatur optimum pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut.
Tumbuhan yang berasal dari daerah tropis memerlukan temperatur yang relatif
lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau
kutub.
Ø Cahaya
Matahari
Cahaya
matahari juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di tempat
gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus dan daun tidak
berkembang (etiolase). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga
dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan.
Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh
lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik, dan daun
berwarna hijau. Respon tumbuhan terhadap periode penyinaran cahaya matahari
disebut fotoperiodisme.
Ø Air, pH dan
Oksigen
Air
merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor dinding sel,
menentukan laju fotosintesis, sebagai pelarut universal, menentukan proses
transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah, mengedarkan hasil-hasil
fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan, dan sebagai medium reaksi kimia dalam
sel.
Faktor pH
yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah pH
tanah. Faktor pH tanah sangat ditentukan
oleh jenis tanah. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tumbuhan, pH jenis tanah tersebut diturunkan dengan cara pengapuran. Tanaman
dapat keracunan jika pH tidak cocok untuk tumbuhan tersebut.
Konsentrasi
oksigen sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar
tumbuhan memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup.
Aerasi yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan
unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.
Ø Nutrisi
Tumbuhan
memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Berdasarkan jumlah nutrisi yang
dibutuhkan, nutrisi dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Unsur makro
: karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan
magnesium.
b) Unsur mikro
: klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum.
Kekurangan
nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhan
mengalami defisiensi yang akan mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan
berkembang dengan tidak sempurna.
BAB III
METODE
PENULISAN
3.1
. Metode Penulisan
Semua pola penulisan tentunya mempunyai teknik-teknik
tertentu untuk menampilkan kebaikan dalam wacana-wacana. Dalam penulisan
laporan ini, metode yang digunakan
bersifat observatif data. Penulis menyajikan tulisan berdasarkan data
dari berbagai sumber. Kemudian dikembangkan dan ditelaah berdasarkan
pengetahuan dan hasil penelitian serta pengamatan “pertumbuhan biji kacang
hijau”. Pustaka yang diperoleh terlebih dahulu dianalisa,
dibahas secara diskusi dan disusun menurut kerangka teori penulisan.
Penyusunan laporan dimulai dengan diskusi anggota,
kemudian pengumpulan data dan literatur dari buku-buku dan percobaan. Setelah
data terkumpul dan diskusi terlaksana, dimulailah penyusunan tulisan sesuai
dengan prosedur penulisan laporan. Laporan disusun semaksimal mungkin agar
dapat dirasakan manfaatnya oleh para pembaca.
3.2. Sumber
Literatur Dan Observasi Data
Penulisan laporan ini dilakukan dengan menelusuri data
dan informasi yang berhubungan dengan penulisan yakni data primer dan data
sekunder yang selanjutnya dianalisa dan dijadikan bahan referensi untuk
menyusun laporan ini.
Setelah memperoleh kesepakatan mengenai rumusan rencana
penulisan, kumpulan bahan dikelompokkan berdasarkan jenis serta keperluan.
BAB IV
HASIL
PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Pengamatan
Dalam
pengamatan ini, penulis menetapkan pertumbuhan biji kacang hijau sebagai
variabel terikat dan faktor pertumbuhan serta perlakuan objek pengamatan
sebagai variabel bebas. Berikut adalah alat dan bahan serta langkah kerja
percobaan.
4.1.1. Alat
dan Bahan :
·
Alat :
Gelas bekas air mineral (2 buah)
Cetok (1 buah)
Kertas (1 lembar)
Pensil (1 buah)
Penghapus (1 buah)
Penggaris (1 buah)
Kamera (1 buah)
·
Bahan :
Kacang hijau (30 butir)
Toples (sebagai wadah)
Tanah secukupnya
Lidi secukupnya
Air secukupnya
4.1.2. Langkah Kerja :
·
Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
·
Merendam kacang hijau yang akan ditanam selama 8 jam.


·
Memasukkan tanah kedalam 2 toples menggunakan cetok.

·
Menanam 10 biji kacang hijau di masing-masing toples.

·
Menandai masing-masing kacang hijau dengan lidi yang
telah diberi label nomor.


·
Menaruh satu toples ditempat terang.
·
Menaruh toples lainnya di dalam kardus sebagai tempat
gelap.

·
Menyiram biji-biji kacang hijau pada masing-masing
toples dengan air secukupnya. Penyiraman ini dilakukan dengan frekuensi 1 kali
sehari.
·
Mengukur batang kacang hijau, ketika muncul daun
pertama pada tumbuhan kacang hijau tersebut.
·
Memotret setiap perkembangan pada tumbuhan kacang
hijau.
4.2. Perbedaan
Data
Dari hasil
pengamatan, penulis menemukan beberapa perbedaan data antara pot A dan pot B.
berikut adalah tabel perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau.
Perbedaan
|
Pot A
|
Pot B
|
Warna biji
|
Kuning
cerah
|
Kuning
pucat
|
Warna daun
|
Hijau
|
Kuning
|
Warna
batang
|
Putih
kehijauan
|
Putih
kekuningan
|
Perbedaan warna biji, warna daun dan
warna batang terjadi karena perlakuan pot A dan pot B yang berbeda. Pot A yang
diletakkan di tempat terang dapat tumbuh dengan baik karena mendapat intensitas
cahaya yang baik untuk pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan tanaman di pot B
tumbuh dengan cepat dengan warna pucat, kurus dan daun yang tidak berkembang.
Selain
perbedaan data karena faktor variabel bebas, terlihat pula perbedaan jelas pada
variabel terikat yaitu pertumbuhan batang. Hal ini dikarenakan hormon auksin
pada pot A dan pot B memiiki kondisi yang berbeda. Hormon auksin berperan dalam
memacu proses pemanjangan sel. Auksin
banyak terdapat di daerah meristematik. Pada pot A tang diletakkan di tempat
terang, hormon auksin menjadi tidak aktif dan pemanjangan batang sedikit
terhambat. Sebaliknya, di pot b yang diletakkan ditempat gelap terjadi
pemannjangan batang yang signifikan karena auksin yang berkerja efektif tanpa
cahaya matahari. Berikut perbedaannya.
Tabel Pertumbuhan
Kacang Hijau Ditempat Terang (pot A)
Tanaman
|
Hari ke-
|
Keterangan
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
0,5
|
1,2
|
2,7
|
9
|
12,5
|
15,2
|
19,7
|
|
2
|
0,3
|
2
|
4,2
|
11
|
14
|
16,8
|
19,3
|
|
3
|
0,2
|
2
|
4
|
12,2
|
17
|
20,1
|
24,7
|
|
4
|
0,4
|
1,7
|
4
|
11
|
16
|
19,4
|
22.4
|
|
5
|
0,3
|
2.4
|
5
|
11,5
|
15,5
|
18
|
22.3
|
|
6
|
0,3
|
2,2
|
4,5
|
9,5
|
14,5
|
17,3
|
22,8
|
|
7
|
0,4
|
1,3
|
2,6
|
11,5
|
15,5
|
19
|
24.5
|
|
8
|
0,2
|
1,8
|
3,6
|
9,8
|
14,7
|
19,7
|
25.2
|
|
9
|
0,2
|
2.1
|
3,9
|
11
|
13
|
17,2
|
21,2
|
|
10
|
0,3
|
1,5
|
3,5
|
11,7
|
14,2
|
17.9
|
22.4
|
|
Rata-Rata
|
0,31
|
1,82
|
3,8
|
10,82
|
14,6
|
18,06
|
22,45
|
|
Tabel Pertumbuhan
Kacang Hijau Ditempat Gelap (pot B)
Tanaman
|
Hari ke-
|
Keterangan
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
1
|
1,2
|
4,2
|
7,5
|
14
|
20
|
26,4
|
31.7
|
|
2
|
0,8
|
2,8
|
5
|
14
|
12,8
|
20.5
|
26.4
|
|
3
|
1,3
|
4,8
|
8,7
|
13
|
Gagal
|
Gagal
|
Gagal
|
|
4
|
1
|
3,2
|
6,8
|
18
|
25
|
30,3
|
35.8
|
|
5
|
1,1
|
3,6
|
5
|
17
|
23,9
|
29
|
35,2
|
|
6
|
0,9
|
3
|
5,2
|
14,3
|
22
|
27.4
|
33.7
|
|
7
|
0,9
|
2,8
|
5,4
|
12,8
|
23
|
27.8
|
34
|
|
8
|
0,4
|
1,8
|
3,5
|
10,5
|
17,5
|
25,7
|
32,4
|
|
9
|
0,7
|
2,5
|
6,7
|
14,7
|
21,5
|
27
|
33
|
|
10
|
0,8
|
2,7
|
7,3
|
18,6
|
25,5
|
31,2
|
36,2
|
|
Rata-Rata
|
0,91
|
3,1
|
6,11
|
14,73
|
21,2
|
27,25
|
33,15
|
|
4.3. Pembahasan Pertanyaan
1. Bagaimana
kecepatan pertumbuhan kacang hijau di tempat terang dan di tempat gelap?
2. Mengapa
batang tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat gelap warnanya lebih pucat,
diameter batang kecil dan lemah?
3. Bagaimana
dengan warna daun pada tanaman kacang hijau yang ditanam ditempat terang jika
dibandingkan dengan tanaman yang ditanam di tempat gelap?
4. Secara umum
tumbuhan yang hidup di tempat gelap lebih tinggi dibandingkan tanaman yang
ditanam di tempat terang. Apakah istilah yang berkaitan dengan pernyataan di
atas?
5. Apakah yang
akan terjadi selanjutnya, jika pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat gelap
dilanjutkan? Jelaskan jawabanmu!
6. Rumuskan
kesimpulanmu tentang percobaan ini!
Pembahasan
:
1. Berdasarkan
tabel data hasil pengamatan di halaman ssebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan kacang hijau di tempat gelap dan di
tempat terang. Data hasil pengamatan
menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau yang di tanam di tempat gelap tumbuh
lebih cepat dibandingkan dengan tanamman yang di tanam di tempat terang. Karena
adanya aktivitas auksin yang bekerja lebih efektif di tempat gelap.
2. Tanaman
yang di tanam dii tempat gelap memiliki warna batang yang pucat, diameter
batang kecil dan lemah. Hal ini dikarenakan kurangnya intensitas cahaya
matahari yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
3. Warna daun
pada tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat gelap berwarna kuning dan daun
tidak berkembang. Hal ini karena kurangnya intensitas cahaya matahari yang mempengaruhi
proses transpirasi. Daun yang terkena
cahaya matahari lebih banyak mengalami proses fotosintesis yang cepat.
Akibatnya, sel-sel palisade yang terbentuk lebih dari satu lapis. Untuk
mengurangi transpirasi, kutikula akan menebal dan daun pun terlihat lebih
kokoh, kuat dan segar. Sebaliknya, tumbuhan yang kurang terkena cahaya akan
memiliki kandungan air yang lebih banyak. Pada tumbuhan ini, sel-sel mesofil
lebih banyak jumlahnya dan daun pun terlihat lebih layu dan kurang klorofil.
4. Cahaya
matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan
yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat
dan daun layu tidak berkembang. Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya
sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan.
Peristiwa tersebut disebut juga dengan ETIOLASI.
5. Jika
pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat gelap dilanjutkan, maka tanaman akan
mati karena tanaman tidak menghasilkan makanan dari proses fotosintesis yang
membutuhkan cahaya matahari. Karena makanan yang dihasilkan akan menentukan
ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
6. Berdasarkan
data hasil pengamatan tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tanaman
yang ditanam di tempat yang intensitas cahaya nya rendah akan menghasilkan
tanaman dengan kualitas jelek. Hal ini dikarenakan tumbuhan sangat memerlukan
cahaya matahari untuk bertahan hidup. Percobaan ini juga membuktikan bahwa
cahaya matahari memang termasuk salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.
|
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat ditarik dari
laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Pertumbuhan biji kacang hijau dimulai dari
berakhirnya masa dormansi biji dengan merendam biji kering dengan tujuan agar
endosperma terlarut dan sebagai aktivasi enzim hidrolitik yang menunjang
metabolisme tumbuhan.
2. Berdasarkan
hasil pengamatan, diketahui biji kacang hijau memiliki tipe tumbuh Epigeal karena
kepala biji terlihat keluar dari tanah saat proses penanaman.
3. Pertumbuhan
dipengaruhi oleh faktor gen, hormon, dan lingkungan.
4. Tumbuhan di
tempat gelap lebih cepat tumbuh karena pertumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya
matahari. Tanpa cahaya matahari hormon auksin akan bekerja maksimal sehingga
tumbuhan lebih cepat tumbuh memanjang, namun daun tidak berkembang, batang
menjadi pucat dan kurus.
5. Tumbuhan di
tempat terang tumbuh lebih lambat karena terhambatnya kerja hormon auksin,
dengan kondisi tanaman relatif lebih pendek, namun daun dapat berkembang dengan
baik.
5.2. Saran
Saran yang
dapat disampaikan penulis pada laporan ini adalah sebagai berikut:
1.
Diharapkan pembaca khususnya pelajar dapat memahami
konsep dari pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan dapat mempraktekkan
hal ini sebagai salah satu upaya cinta alam dan upaya penghijauan lahan.
LAMPIRAN
|

|

|

|

|

|

|

|

|

|

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina,
Diah dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk
Kelas XII. Penerbit ESIS : Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar