Senin, 06 Agustus 2012


LAPORAN
PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU






ANDI TALITHA NABILA           ( 01 )

SARI RAHAYUNIA                     ( 20 )
 
 






                                                                                                               



 









                                                                                                                  




XII IPA 3
 
 





SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 PONTIANAK
Jl. R. E Martadinata
Telp (0561) 775124 Fax : (0561) 775124 Pontianak






KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah S.W.T karena atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan “Laporan Pertumbuhan Biji Kacang Hijau” dalam rangka pemenuhan tugas biologi dan upaya meningkatkan konsep materi pembelajaran  “Pertumbuhan dan Perkembangan”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam rangkaian penyusunan laporan ini, tidak akan terlaksana sesuai dengan rencana apabila tidak didukung oleh berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1.      Bapak Agus sebagai Guru Bidang Studi yang telah membimbing penulis.
2.      Orang tua yang telah memberikan motivasi dan doa demi kesuksesan pengerjaan tugas.
3.      Serta teman dan rekan yang telah mendukung kelancaran proses praktikum.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca khususnya pelajar dalam upaya meningkatkan konsep materi pembelajaran khususnya tentang pertumbuhan dan perkembangan. Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,  oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif dan membangun demi kesempurnaan laporan ini.


Pontianak, Juli 2012   
           

          Penulis



DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR------------------------------------------------------------------------- i
DAFTAR ISI------------------------------------------------------------------------------------ ii
BAB I PENDAHULUAN------------------------------------------------------------------------------ 1
1.1              LatarBelakang-------------------------------------------------------------------------- 1
1.2 Tujuan Penulisan--------------------------------------------------------------------------- 1
BAB II KAJIAN PUSTAKA-------------------------------------------------------------------------------------- 2
2.1. Pertumbuhan Pada Tumbuhan--------------------------------------------------------- 2
BAB III METODE PENULISAN---------------------------------------------------------- 6
3.1. Metode Penulisan------------------------------------------------------------------------ 6
3.2. Sumber Literatur dan Observatif Data------------------------------------------------ 6
BAB IV PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN-------------------------------------- 7
4.1. Pengamatan------------------------------------------------------------------------------- 7
4.2. Perbedaan Data-------------------------------------------------------------------------- 9
4.3. Pembahasan Pertanyaan--------------------------------------------------------------- 11
BAB V PENUTUP--------------------------------------------------------------------------- 13
5.1. Kesimpulan------------------------------------------------------------------------------- 13
5.2. Saran-------------------------------------------------------------------------------------- 13
LAMPIRAN---------------------------------------------------------------------------------- 14
DAFTAR PUSTAKA---------------------------------------------------------------------- 16




BAB I         
PENDAHULUAN

1.1.         Latar Belakang

Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible,  atau tidak dapat kembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah suatu peristiwa perubahan biologis menuju kedewasaan  tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorfosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan, karena prosesnya berjalan bersamaan.
           
Tumbuhan yang masih kecil, belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat di dalam biji, dinamakan kecambah (plantula). Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhirnya masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses Imbibisi. Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang rendah pada biji yang kering. Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan. Enzim – enzim akan mulai mencerna bahan – bahan yang disimpan pada endosperma atau kotiledon, dan nutrien–nutriennya dipindahkan ke bagian embrio yang sedang tumbuh.
           
Biji dapat berkecambah karena didalamnya terdapat embrio atau lembaga tumbuhan. Embrio atau lembaga tumbuhan mempunyai tiga bagian, yaitu akar lembaga/ calon akar (radikula), daun lembaga (kotiledon), dan batang lembaga (kaulikulus).




1.2.         Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan laporan tersebut adalah sebagai berikut:
·         Untuk membandingkan pertumbuhan biji kacang hijau di dua tempat yang berbeda (tempat terang dan tempat gelap).




BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pertumbuhan Pada Tumbuhan

Pertumbuhan pada tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu:

1.      Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer adalah pertambahan panjang batang dan akar yang merupakan aktivitas sel-sel meristem pada titik tumbuh batang dan akar.

2.      Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan diameter batang yang merupakan aktifitas sel-sel meristem yang terdapat pada kambium.

Pertumbuhan pada tumbuhan juga dipengaruhi oleh beberapa 2 faktor yaitu:

1.      Faktor Internal

·         Faktor Genetis
Proses perkecambahan diawali dengan proses penyerapan air (imbibisi) yang berfungsi melarutkan cadangan makanan (endosperma) dan juga menginduksi aktivitas enzim hidrolik. Aktivitas enzim hidrolitik dikendalikan oleh gen-gen yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut.

·         Faktor Fisiologis
Dalam faktor fisiologis, proses yang terjadi merupakan proses fungsional pada tingkat seluler yang melibatkan hormon dan vitamin. Berikut adalah hormon yang berpengaruh:
Ø  Auksin
Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormon auksin dihasilkan pada bagian kleoptil (titik tumbuh). Jika terkena cahaya, hormon tersebut akan menjadi tidak aktif dan kondisi fisiologis ini akan menyebabkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akannn tumbuh lebih cepat.

Ø  Giberelin
Giberelin merupakan hormon yang bekerja sinergis dengan auksin dan berpengaruh terhadap perkembangan dan perkecambahan embrio. Giberelin akan merangsang pembentukkan enzimm amilase yang memecah amilum pada endosprem menjadi glukosa sebagai sumber energi. Apabila giberelin diberikan pada tumbuhan kerdil, maka tumbuhan akan tumbuh normal kembali.

Ø  Etilen
Etilen berperan dalam proses pematangan buah dan perontokan daun. Apabila konsentrasi etilen lebih tinggi dari auksin dan giberelin maka proses batang akar dan bunga akan dihambat oleh hormon ini. Namun bilabersa-sama dengan hormon auksin, etilen merangsang proses pembentukan bunga. Senyawa etilen ditemukan dalam fase gas, sehingga  gas etilen sering dimanfaatkan pedagang buah untuk mempercepat proses peram buah.

Ø  Sitokinin
Sitokinin adalah hormon yang berperan dalam pembelahan sel (sitokinesis). Hormon ini pertaman kali ditemukan pada tanaman bakau yang disebut kinetin dan terdapat juga pada jagung (zeatin).

Ø  ABA (Asam Absisat)
ABA merupakan senyawa inhibitor yang bekerja antagonis dengan auksin dan giberelin. Asam Absisat nerperan dalam proses penuaan dan gugurnya daun.

Ø  Kalin
Kalin merupakan hormon yang berperan dalam proses organogensis. Rizokalin :mempengaruhi pertumbuhan akar. Kaulokalin : mempengaruhi pembentukan batang. Filokalin : mempengaruhi pembentukan daun. Antokalin : mempengaruhi pembentukkan bunga.

Ø  Asam  Traumalin
Asam traumalin berperan dalam proses regenerasi sel apabila tumbuhan mengalami kerusakan jaringan.

Ø  Vitamin
Vitamin juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan.  Vitamin berperan dalam proses pembentukkan hormon dan berfungsi sebagai koenzim (komponen non-protein yang mengaktifkan enzim).




2.      Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalan faktor lingkungan yang mempengaruhi proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Berikut faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi:

Ø  Temperatur
Temperatur akan mempengaruhi proses fotosintesis, respirasi dan transpirasi pada tumbuhan. Temperatur yang tinggi akan mempengaruhi kandungan air pada jaringan tumbuhan. Selain itu, temperatur juga mempengaruhi kerja enzim dalam tubuh tumbuhan yang bekerja pada proses metabolisme. Temperatur untuk pertumbuhan dan perkembangan setiap jenis tumbuhan berbeda-beda. Sebenarnya, temperatur optimum pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan berkaitan dengan asal wilayah jenis tumbuhan tersebut. Tumbuhan yang berasal dari daerah tropis memerlukan temperatur yang relatif lebih tinggi dibandingkan tumbuhan yang berasal dari daerah sub-tropis atau kutub.

Ø  Cahaya Matahari
Cahaya matahari juga mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat, kurus dan daun tidak berkembang (etiolase). Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Sebaliknya, tumbuhan yang tumbuh di tempat terang menyebabkan tumbuhan tumbuh lebih lambat dengan kondisi relatif pendek, daun berkembang baik, dan daun berwarna hijau. Respon tumbuhan terhadap periode penyinaran cahaya matahari disebut fotoperiodisme.

Ø  Air, pH dan Oksigen
Air merupakan senyawa yang sangat penting dalam menjaga tekanan turgor dinding sel, menentukan laju fotosintesis, sebagai pelarut universal, menentukan proses transportasi unsur hara yang ada di dalam tanah, mengedarkan hasil-hasil fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan, dan sebagai medium reaksi kimia dalam sel.






Faktor pH yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan adalah pH tanah. Faktor pH tanah  sangat ditentukan oleh jenis tanah. Agar tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pH jenis tanah tersebut diturunkan dengan cara pengapuran. Tanaman dapat keracunan jika pH tidak cocok untuk tumbuhan tersebut.
Konsentrasi oksigen sangat ditentukan oleh medium tempat tumbuhan berada. Bagian akar tumbuhan memerlukan aerasi yang baik untuk mendapatkan oksigen yang cukup. Aerasi yang baik mampu meningkatkan proses respirasi akar untuk mengedarkan unsur-unsur hara yang ada di dalam tanah ke bagian daun.

Ø  Nutrisi
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Berdasarkan jumlah nutrisi yang dibutuhkan, nutrisi dibedakan menjadi 2 yaitu :
a)      Unsur makro : karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, fosfor, dan magnesium.
b)      Unsur mikro : klor, besi, boron, mangan, seng, tembaga, dan molibdenum.
Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhan mengalami defisiensi yang akan mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.
















BAB III
METODE PENULISAN

3.1  . Metode Penulisan
Semua pola penulisan tentunya mempunyai teknik-teknik tertentu untuk menampilkan kebaikan dalam wacana-wacana. Dalam penulisan laporan ini, metode yang digunakan  bersifat observatif data. Penulis menyajikan tulisan berdasarkan data dari berbagai sumber. Kemudian dikembangkan dan ditelaah berdasarkan pengetahuan dan hasil penelitian serta pengamatan “pertumbuhan biji kacang hijau”. Pustaka yang diperoleh terlebih dahulu dianalisa, dibahas secara diskusi dan disusun menurut kerangka teori penulisan.
Penyusunan laporan dimulai dengan diskusi anggota, kemudian pengumpulan data dan literatur dari buku-buku dan percobaan. Setelah data terkumpul dan diskusi terlaksana, dimulailah penyusunan tulisan sesuai dengan prosedur penulisan laporan. Laporan disusun semaksimal mungkin agar dapat dirasakan manfaatnya oleh para pembaca.




3.2. Sumber Literatur Dan Observasi Data
Penulisan laporan ini dilakukan dengan menelusuri data dan informasi yang berhubungan dengan penulisan yakni data primer dan data sekunder yang selanjutnya dianalisa dan dijadikan bahan referensi untuk menyusun laporan ini.
Setelah memperoleh kesepakatan mengenai rumusan rencana penulisan, kumpulan bahan dikelompokkan berdasarkan jenis serta keperluan.













BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pengamatan

Dalam pengamatan ini, penulis menetapkan pertumbuhan biji kacang hijau sebagai variabel terikat dan faktor pertumbuhan serta perlakuan objek pengamatan sebagai variabel bebas. Berikut adalah alat dan bahan serta langkah kerja percobaan.

4.1.1. Alat dan Bahan :
·         Alat :
Gelas bekas air mineral (2 buah)
Cetok (1 buah)
Kertas (1 lembar)
Pensil (1 buah)
Penghapus (1 buah)
Penggaris (1 buah)
Kamera (1 buah)

·         Bahan :
Kacang hijau (30 butir)
Toples (sebagai wadah)
Tanah secukupnya
Lidi secukupnya
Air secukupnya

            4.1.2. Langkah Kerja :
·         Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
·         Merendam kacang hijau yang akan ditanam selama 8 jam.

IMG00636-20120721-1900.jpgIMG00638-20120721-1901.jpg










·         Memasukkan tanah kedalam 2 toples menggunakan cetok.

IMG00639-20120722-0504.jpg

·         Menanam 10 biji kacang hijau di masing-masing toples.

IMG00647-20120722-0539.jpg

·         Menandai masing-masing kacang hijau dengan lidi yang telah diberi label nomor.

IMG00645-20120722-0531.jpgIMG00649-20120722-0543.jpg










·         Menaruh satu toples ditempat terang.
·         Menaruh toples lainnya di dalam kardus sebagai tempat gelap.

IMG00656-20120723-1246.jpg

·         Menyiram biji-biji kacang hijau pada masing-masing toples dengan air secukupnya. Penyiraman ini dilakukan dengan frekuensi 1 kali sehari.
·         Mengukur batang kacang hijau, ketika muncul daun pertama pada tumbuhan kacang hijau tersebut.
·         Memotret setiap perkembangan pada tumbuhan kacang hijau.

           


4.2. Perbedaan Data

Dari hasil pengamatan, penulis menemukan beberapa perbedaan data antara pot A dan pot B. berikut adalah tabel perbedaan pertumbuhan biji kacang hijau.

Perbedaan
Pot A
Pot B
Warna biji

Kuning cerah
Kuning pucat
Warna daun

Hijau
Kuning
Warna batang

Putih kehijauan
Putih kekuningan

            Perbedaan warna biji, warna daun dan warna batang terjadi karena perlakuan pot A dan pot B yang berbeda. Pot A yang diletakkan di tempat terang dapat tumbuh dengan baik karena mendapat intensitas cahaya yang baik untuk pertumbuhan kacang hijau. Sedangkan tanaman di pot B tumbuh dengan cepat dengan warna pucat, kurus dan daun yang tidak berkembang.

          Selain perbedaan data karena faktor variabel bebas, terlihat pula perbedaan jelas pada variabel terikat yaitu pertumbuhan batang. Hal ini dikarenakan hormon auksin pada pot A dan pot B memiiki kondisi yang berbeda. Hormon auksin berperan dalam memacu proses pemanjangan sel.  Auksin banyak terdapat di daerah meristematik. Pada pot A tang diletakkan di tempat terang, hormon auksin menjadi tidak aktif dan pemanjangan batang sedikit terhambat. Sebaliknya, di pot b yang diletakkan ditempat gelap terjadi pemannjangan batang yang signifikan karena auksin yang berkerja efektif tanpa cahaya matahari. Berikut perbedaannya.


Tabel Pertumbuhan Kacang Hijau Ditempat Terang (pot A)

Tanaman
Hari ke-
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
0,5
1,2
2,7
9
12,5
15,2
19,7

2
0,3
2
4,2
11
14
16,8
19,3

3
0,2
2
4
12,2
17
20,1
24,7

4
0,4
1,7
4
11
16
19,4
22.4

5
0,3
2.4
5
11,5
15,5
18
22.3

6
0,3
2,2
4,5
9,5
14,5
17,3
22,8

7
0,4
1,3
2,6
11,5
15,5
19
24.5

8
0,2
1,8
3,6
9,8
14,7
19,7
25.2

9
0,2
2.1
3,9
11
13
17,2
21,2

10
0,3
1,5
3,5
11,7
14,2
17.9
22.4

Rata-Rata
0,31
1,82
3,8
10,82
14,6
18,06
22,45



Tabel Pertumbuhan Kacang Hijau Ditempat Gelap (pot B)

Tanaman
Hari ke-
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
1
1,2
4,2
7,5
14
20
26,4
31.7

2
0,8
2,8
5
14
12,8
20.5
26.4

3
1,3
4,8
8,7
13
Gagal
Gagal
Gagal

4
1
3,2
6,8
18
25
30,3
35.8

5
1,1
3,6
5
17
23,9
29
35,2

6
0,9
3
5,2
14,3
22
27.4
33.7

7
0,9
2,8
5,4
12,8
23
27.8
34

8
0,4
1,8
3,5
10,5
17,5
25,7
32,4

9
0,7
2,5
6,7
14,7
21,5
27
33

10
0,8
2,7
7,3
18,6
25,5
31,2
36,2

Rata-Rata
0,91
3,1
6,11
14,73
21,2
27,25
33,15




4.3. Pembahasan Pertanyaan

1.      Bagaimana kecepatan pertumbuhan kacang hijau di tempat terang dan di tempat gelap?
2.      Mengapa batang tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat gelap warnanya lebih pucat, diameter batang kecil dan lemah?
3.      Bagaimana dengan warna daun pada tanaman kacang hijau yang ditanam ditempat terang jika dibandingkan dengan tanaman yang ditanam di tempat gelap?
4.      Secara umum tumbuhan yang hidup di tempat gelap lebih tinggi dibandingkan tanaman yang ditanam di tempat terang. Apakah istilah yang berkaitan dengan pernyataan di atas?
5.      Apakah yang akan terjadi selanjutnya, jika pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat gelap dilanjutkan? Jelaskan jawabanmu!
6.      Rumuskan kesimpulanmu tentang percobaan ini!


Pembahasan :
1.      Berdasarkan tabel data hasil pengamatan di halaman ssebelumnya, dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kecepatan pertumbuhan kacang hijau di tempat gelap dan di tempat terang.  Data hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman kacang hijau yang di tanam di tempat gelap tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan tanamman yang di tanam di tempat terang. Karena adanya aktivitas auksin yang bekerja lebih efektif di tempat gelap.
2.      Tanaman yang di tanam dii tempat gelap memiliki warna batang yang pucat, diameter batang kecil dan lemah. Hal ini dikarenakan kurangnya intensitas cahaya matahari yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
3.      Warna daun pada tanaman kacang hijau yang ditanam di tempat gelap berwarna kuning dan daun tidak berkembang. Hal ini karena kurangnya intensitas cahaya matahari yang mempengaruhi proses transpirasi.  Daun yang terkena cahaya matahari lebih banyak mengalami proses fotosintesis yang cepat. Akibatnya, sel-sel palisade yang terbentuk lebih dari satu lapis. Untuk mengurangi transpirasi, kutikula akan menebal dan daun pun terlihat lebih kokoh, kuat dan segar. Sebaliknya, tumbuhan yang kurang terkena cahaya akan memiliki kandungan air yang lebih banyak. Pada tumbuhan ini, sel-sel mesofil lebih banyak jumlahnya dan daun pun terlihat lebih layu dan kurang klorofil.



4.      Cahaya matahari sangat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap akan tumbuh lebih cepat, namun dengan kondisi pucat dan daun layu tidak berkembang. Keadaan ini terjadi akibat tidak adanya cahaya sehingga dapat memaksimalkan fungsi auksin untuk pemanjangan sel-sel tumbuhan. Peristiwa tersebut disebut juga dengan ETIOLASI.
5.      Jika pertumbuhan tanaman kacang hijau di tempat gelap dilanjutkan, maka tanaman akan mati karena tanaman tidak menghasilkan makanan dari proses fotosintesis yang membutuhkan cahaya matahari. Karena makanan yang dihasilkan akan menentukan ketersediaan energi untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan tersebut.
6.      Berdasarkan data hasil pengamatan tersebut, penulis dapat menarik kesimpulan bahwa tanaman yang ditanam di tempat yang intensitas cahaya nya rendah akan menghasilkan tanaman dengan kualitas jelek. Hal ini dikarenakan tumbuhan sangat memerlukan cahaya matahari untuk bertahan hidup. Percobaan ini juga membuktikan bahwa cahaya matahari memang termasuk salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan.





















 
 

BAB V
PENUTUP


5.1. Kesimpulan

            Kesimpulan yang dapat ditarik dari laporan ini adalah sebagai berikut.
1.       Pertumbuhan biji kacang hijau dimulai dari berakhirnya masa dormansi biji dengan merendam biji kering dengan tujuan agar endosperma terlarut dan sebagai aktivasi enzim hidrolitik yang menunjang metabolisme tumbuhan.
2.      Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui biji kacang hijau memiliki tipe tumbuh Epigeal karena kepala biji terlihat keluar dari tanah saat proses penanaman.
3.      Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor gen, hormon, dan lingkungan.
4.      Tumbuhan di tempat gelap lebih cepat tumbuh karena pertumbuhan juga dipengaruhi oleh cahaya matahari. Tanpa cahaya matahari hormon auksin akan bekerja maksimal sehingga tumbuhan lebih cepat tumbuh memanjang, namun daun tidak berkembang, batang menjadi pucat dan kurus.
5.      Tumbuhan di tempat terang tumbuh lebih lambat karena terhambatnya kerja hormon auksin, dengan kondisi tanaman relatif lebih pendek, namun daun dapat berkembang dengan baik.

5.2. Saran

            Saran yang dapat disampaikan penulis pada laporan ini adalah sebagai berikut:
1.    Diharapkan pembaca khususnya pelajar dapat memahami konsep dari pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dan dapat mempraktekkan hal ini sebagai salah satu upaya cinta alam dan upaya penghijauan lahan.












LAMPIRAN

Tempat Terang Hari ke-1
Kepala biji mulai keluar tanah
(tipe epigeal)
 
hari 1 terang.jpg
Tempat Terang Hari ke-2
Tampak radikula halus
 
hari2trang.jpg
Tempat Terang Hari ke-3
Plumula mulai keluar dari kotiledon
 
hari3trang.jpg
Tempat Terang Hari ke-4
Batang memanjang, daun berkembang
 
hari4trang.jpg
Tempat Terang Hari ke-5
Tumbuhan semakin tinggi dan daun semakin lebar.
 
hari5trang.jpg

Tempat Gelap Hari ke-1
Kepala biji mulai keluar tanah. (tipe epigeal)
 
hari1 gelap.jpg
Tempat Gelap Hari ke-2
Batang lebih tinggi, tampak plumula berwarna kuning.
 
hari2glap.jpg
Tempat Gelap Hari ke-3
Batang semakin tinggi, plumula tidak berkembang, batang kurus dan kepala biji berwarna pucat.
 
hari3glap.jpg
Tempat Gelap Hari ke-4
Batang semakin tinggi dan lemah, daun tidak berkembang, warna pucat dan layu.
 
hari4gelap.jpg
Tempat Gelap Hari ke-5
Batang semakin memanjang, dan sedikit mengembang, warna daun kuning, batang kurus, lemah, dan pucat.
 
hari5gelap.jpg


DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi SMA dan MA untuk Kelas XII. Penerbit ESIS : Jakarta.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar